Waspada Opportunity Cost untuk Hidup Lebih Produktif
gambar: freepik |
Opportunity
cost adalah potensi pendapatan yang hilang karena kita melakukan sesuatu yang
dianggap lebih menguntungkan daripada sesuatu yang lain (alternatif), padahal tidak.
Dengan kata lain, kita kehilangan kesempatan untuk menjadi lebih produktif.
Hidup
kita kompleks dan ada bagian-bagian dalam hidup yang membutuhkan perhatian.
Misalnya, politisi mungkin akan membagi kehidupan mereka menjadi pekerjaan,
keluarga, amal dan popularitas yang mungkin berbeda dari profesi lainnya. Di
setiap bagian itu, kita perlu mendefinisikan apa yang paling berharga. Dalam
keluarga, hal yang paling berharga mungkin adalah waktu dan interaksi yang
hangat. Namun, di lingkungan pekerjaan, hal tersebut bisa jadi penghargaan dan
prestasi. Ini seperti sub-tujuan kita dalam hidup kita sehingga bisa menjadi
kriteria untuk mendefinisikan "menguntungkan" dalam konsep opportunity
cost.
Bagian-bagian
tersebut dapat terhubung satu sama lain. Kita melakukan pekerjaan, mendapatkan
uang, kemudian menggunakannya untuk berlibur dan menghabiskan waktu bersama keluarga.
Namun demikian, hal apakah yang menghubungkan mereka? Kita barangkali dapat
mengatakan penghitung itu adalah nilai, tetapi bagaimana kita mendefinisikan
nilai tersebut?
Pertama,
masing-masing orang biasanya memiliki hal berharga yang dapat meningkatkan
kualitas hidup atau kebahagiaan. Kita melakukan aktivitas bersama keluarga karena
hal tersebut menyenangkan dan membuat kita nyaman. Tentu saja, hal tersebut
bersifat subjektif. Namun terkadang nilai tersebut dapat ditukar dengan
sub-tujuan lainnya. Misalnya, waktu berkualitas bersama keluarga. Orang tua
ingin menghabiskan waktu dengan anak-anaknya sepanjang hari, tetapi mereka
memiliki tugas dalam pekerjaan yang juga membutuhkan waktu. Oleh karena itu,
yang perlu kita perhatikan terlebih dahulu adalah menentukan tujuan besar kita
dalam hidup ini. Beberapa orang beragama mungkin mendefinisikan tujuan tersebut
sebagai kebahagiaan abadi di akhirat. Kemudian, mereka hidup berdasarkan ajaran
agama dan menentukan norma pribadi. Akan menjadi kontraproduktif jika norma pribadi
tersebut bertentangan dengan kepentingan orang lain dalam situasi
multikultural. Kita perlu berkompromi untuk membangun masyarakat yang harmonis.
Tentu saja harmonisasi sosial juga merupakan sub-tujuan hidup kita dan kita tidak
boleh mengabaikannya. Tanpa ragu, kita hidup di dunia nyata, sehingga kita
harus menaruh perhatian pada setiap norma pribadi untuk kepentingan itu. Tujuan
besar hiduo kita bisa apa saja, seperti uang, keluarga, otoritas dll selama
masih sesuai dengan norma sosial.
Setelah kita melakukannya, kita bisa menilai aktivitas kita berdasarkan cara kerja logisnya untuk mencapai tujuan besar. Jika kita ingin menghasilkan banyak uang, dan memiliki kehidupan keluarga atau sosial, kita dapat memprioritaskan kegiatan yang menghasilkan uang lebih dari yang lain. Ini adalah cara untuk mengantisipasi opportunity cost. Kita dapat memperoleh nilai yang relevan dalam seluruh subtujuan dari tujuan besar. Misalnya, jika tujuan besar dihidup adalah akhirat, nilai tertingginya bisa berupa filantropi. Kita mendapatkan uang untuk memberikan uang itu kepada orang lain yang lebih berhak. Jika aktivitas yang berkaitan dengan uang bersinggungan dengan kebaikan lainnya, kita dapat membandingkan manfaatnya dalam konteks tertentu.
Misalnya, seorang ayah yang memiliki tiga
anak harus pergi ke luar kota karena pekerjaan membutuhkan kehadirannya. Pada
saat yang sama, anak-anaknya membutuhkan dia untuk tinggal di rumah karena
minggu lalu dia memiliki tugas kerja keluar kota. Jika dia bersikeras melakukan
pekerjaannya dan mengabaikan anak-anaknya, dia akan merusak hubungannya dengan
anak-anaknya. Dia tidak harus melakukan itu. Atau, jika dia tetap untuk pergi
keluar, dia bisa mengganti waktu anak-anaknya minggu depan. Jelas, kita harus
memahami dan menyadari situasi kita terus menerus. Kita mendialekkannya dengan kepentingan
tujuan besar kita dalam hidup.
No comments